Skip to main content

Pria Dan Wanita, Berhati-Hatilah. Jauhi Ini Jika Kalian Ingin Terus Di Jalan Yang Benar!


Illustrasi gambar pasangan yang saling mencintai

Ika dan Reza bertemu dan berkenalan di kampus mereka. Mereka berpacaran selama setahun. Reza dibesarkan di keluarga di mana kaum pria lah yang menguasai segala sesuatunya. Ayah dan saudara laki-lakinya adalah seorang yang tidak beradat, kasar, dan kebanyakan dari mereka bertingkah laku tidak bermoral. Akan tetapi Reza sudah merasa tertegur oleh ceramah pemuka agamanya dan bertobat, sehingga dia menjadi rajin sembahyang. Sedangkan Ika adalah guru agama. Dia dibesarkan di lingkungan yang keluarganya taat pada Allah.

Akhirnya, saat yang dinanti-nantikan Ika pun datang. Dia menerima lamaran Reza, dan mereka akan segera mengumumkan pertunangan mereka.
Tiga minggu sebelum pernikahan dilangsungkan, mereka pergi ke suatu tempat. Di sana mereka menghabiskan waktu bersama, dan suasana romantis pun muncul diantara mereka. Reza pun merangkul Ika, dan pergi ke tempat yang tersembunyi. Kemudian dia memeluk Ika, membuat Ika lebih terlena, sehinggga kelihatannya dia tidak mampu berkutik lagi. Reza terbawa hawa nafsunya, sehingga dia tidak lagi bisa berpikir jernih. Karena hawa nafsunya, dia jadi tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Pikir Reza : mereka akan menikah tiga minggu lagi-kenapa harus menunggu? Sedangkan Ika, dia tahu lebih banyak mengenai kebenaran, tetapi dia tidak ingin mengecewakan Reza. Akhirnya, dia pasrah.
Mereka melakukan hubungan badan di ruang belakang sebuah gedung tua.

Illustrasi gambar sepasang kekasih sedang menuju ke gedung tua

Enam tahun setelah itu, mereka datang ke pemuka agama yang memimpin pernikahan mereka.
Di depan umum, kehidupan mereka tampaknya penuh kasih sayang, tetapi sesungguhnya mereka sudah mengubah pendirian, mengeluarkan kata-kata kasar, menuduh dengan sengit, termasuk kekerasan fisik yang dilakukan akibat persoalan yang tidak bisa dipecahkan, dan perbuatan yang tidak mengampuni.
Berjam-jam pemuka agama tersebut mengarahkan mereka dari satu pemikiran ke pemikiran lain, dan dari satu perasaan ke perasaan lain. Akhirnya pemuka agama tersebut menemukan batuan keras yang merupakan penghalang hubungan mereka selama ini. Setelah enam tahun pernikahan mereka, Ika mengatakan dengan terus terang tentang apa yang membuat dia tertekan selama ini.
Dia sangat membenci Reza karena Reza tidak membiarkan dirinya untuk tetap perawan sampai mereka menuju pernikahan.
Dihadapkan dengan masalah itu, Reza memandang Ika dengan rasa heran bercampur marah.
"Maksudmu, kamu menyalahkanku atas semua masalah yang pernah kita lakukan? Menyalahkanku karena satu perkara itu?", kemarahannya pun meledak.
Kemudian pemuka agama tersebut memotong pembicaraan mereka.
"Pak Reza, sebenarnya masalah itu ada pada diri Anda-di pihak Anda. Kecuali, kalau Anda mau menerima tanggung jawab Anda atas istri Anda yang sudah merasakan kehilangan dan rasa malu, kalau Anda mau memohon pengampunan atas tindakan itu. Jika ini tidak Anda lakukan, maka Anda tidak akan pernah mempunyai hubungan yang sehat dengan istri Anda".
Reza seperti sedang dilanda badai topan yang dahsyat. Wajahnya pucat pasi. Tetapi, setelah dia memikirkannya di rumah, dia mulai melihat, betapa pentingnya keperawanan itu. Dia merampas apa yang oleh Ika dianggap sebagai pemberian yang paling berharga yang kelak akan diberikan kepadanya. Perbuatan kotor yang mereka lakukan di ruangan belakang gedung tua itu tidak lebih dari sekedar pemerkosaan atas dirinya.
Akhirnya, hari itu datang juga, saat ketika Reza harus mengakuinya, bahwa gairah birahinyalah, yang telah menyebabkan persoalan itu. Ini adalah kesalahannya, dosanya, dan dia bertobat dari hal itu, dan memohon pengampunan kepada istrinya dan mengadakan pemulihan kepada istrinya.

Illustrasi gambar suami yang memohon ampun kepada istrinya

Permusuhan terhadap dirinya tidak ada lagi, dan kehidupan mereka pun berubah secara dramatis.

Pesan inspirasi dan moral cerita ini :
Para pria, jangan kau biarkan iblis mengendalikan hawa nafsumu. Jauhkanlah media yang bersifat pornografi, supaya kau bisa memperlakukan pasanganmu dengan pikiran waras dan benar. Jauhkan dirimu dari pergaulan yang tidak benar. Sebab pergaulan yang sesat, akan merusak kebiasaan baik. Jangan pernah kau ambil keperawanan pasanganmu, sebab jika awalnya saja sudah tidak baik, maka akan berat jalanmu. Ingatlah para pria, cinta tidak hanya diukur dari hubungan badan saja.
Jika suatu saat kau menjadi seorang ayah lalu keperawanan putrimu diambil, bagaimanakah perasaanmu?
Jika kau berpikir bahwa bersetubuh sebelum nikah itu adalah hal yang biasa, di mana semua orang juga akan melakukan, buanglah pemikiran itu. Sebab dosa adalah dosa. Dosa bukanlah sebuah masalah. Di mata Allah, tubuhmu itu suci, jangan kau rusak tubuhmu itu.
Jika dirimu sudah terlanjur melakukan hal terlarang ini, akuilah dosamu, mohonlah ampun pada pasanganmu, dan bertanggungjawablah. Sebab akan ada akibat di setiap perbuatan buruk yang kau lakukan. Mohonlah ampun pada Allah dan dekatkan dirimu kembali kepada Nya.
Para wanita, Allah menciptakanmu sebagai penolong bagi para pria. Jangan kau biarkan iblis meracuni pikiranmu, dan kau terbuai dengan kata-kata surga dari pasanganmu sehingga kau rela melepaskan keperawananmu. Berbuatlah benar, bukannya melakukan sesuatu dengan benar. Jadilah penolong bagi pasanganmu, bukannya malah ikut terbuai dengan hawa nafsu yang datang. Sadarlah para wanita, dirimu berharga! Pria yang baik tidak akan pernah meminta keperawananmu. Dia justru yang akan menuntunmu agar menjadi orang yang harus tunduk pada Allah. Sujud dan mohonlah pada Allah, agar kau diberikan pasangan yang takut akan Allah. Agar kelak, jangan sampai ada rasa penyesalan dalam dirimu, bahwa bersama pasanganmu adalah hal yang sia-sia.

Sumber cerita inspirasi : Buku Kesempurnaan Seorang Pria dengan modifikasi cerita dan tambahan pesan inspirasi dari penulis

Comments

Popular posts from this blog

Baikkah Jalan Pintas Itu?

Putar lagu ini sebelum membaca... Renungan Yoh 10:1-10   Dalam hidup ini, Anda pasti pernah merasa lelah dengan proses atau peristiwa berulang yang berlangsung terus menerus. Misalnya Sebagai karyawan, Anda merasa lelah diberi pekerjaan yang tiada habisnya, sebagai pelajar, Anda lelah diberi tugas atau ujian yang banyak bahannya, sebagai istri, Anda lelah melihat suami Anda yang suka main game sepanjang hari, sebagai suami, Anda lelah melihat istri Anda yang mengomel terus setiap saat. Sehingga Anda berpikir untuk melakukan jalan pintas dan instant, seperti membuat contekan untuk ujian, ke dukun supaya bos Anda menurut dengan Anda atau supaya pasangan Anda berubah. Sadarkah Anda, jika hal itu pernah Anda lakukan, Anda mengikuti arah yang salah. Siapapun yang datang tidak melalui Dia, hanya berniat untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Akan selalu banyak cara yang dapat memisahkan Anda dari Yesus. Segala sesuatu yang kelihatan “nikmat” belum tentu baik di mata Allah. Segala sesuat

Jika Kau Ingin Mendapat Berkat Melimpah, Lakukanlah Ini Dengan Tulus!

(Klik lagu di atas sebelum mulai membaca) Illustrasi gambar salju yang menyelimuti tanah Di sore hari yang dingin, salju tipis turun menyelimuti tanah, menandakan tibanya musim dingin. Seorang pendeta Buddha tampak berjalan menembus dinginnya sore. Karena khawatir dengan malam yang semakin dingin, dia berniat singgah sehari di desa yang dilewatinya. Di sebuah desa yang sangat miskin, dia mengetuk pintu salah satu rumah penduduk, tapi tidak dibukakan pintu. Begitu pula di rumah lain. Tak satupun penduduk bersedia menerima kehadirannya. Namun, saat tiba di sebuah rumah dekat jembatan, sang pendeta dipersilahkan masuk. Rumah yang sangat kecil itu milik seorang nenek yang sangat miskin. Perabotan yang ada hanya beberapa buah. Bahkan nenek itu tak punya makanan sedikitpun. Sang pendeta dipersilahkan duduk di depan tungku perapian yang dingin karena nenek itu tak punya kayu bakar lagi dan api pun mulai padam. Sang nenek merasa bersalah. Seharusnya dia menghidangkan sesuatu bagi sang pendet

Iman + Harapan = _________

  Putar lagu ini sebelum membaca... “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. -Yoh 20:29- Pernahkah selama Anda hidup, Anda meminta tanda pada Tuhan? Misalnya, jika Tuhan memang nyata, sembuhkanlah sakit saya ini…berilah dokter yang hebat. Jika Tuhan benar ada, berikanlah jodoh yang tepat di bulan ini. Jika Tuhan memang sayang pada saya, maka berilah dosen yang baik agar bisa membantu saya bisa cepat lulus. Dan ketika yang terjadi berbeda dengan kenyataannya, Anda dipertemukan dengan dokter yang kurang ahli, Anda tidak diberikan jodoh yang Anda minta, Anda malah mendapatkan dosen yang killer, sehingga kemudian Anda kecewa pada Tuhan, Anda tidak mau kembali berdoa meminta dan malah menjauh dariNya.  Pernahkah dalam hidup, Anda menjauh dari Tuhan karena Tuhan tidak memberikan tanda-tanda yang Anda minta? Jika pernah, berbaliklah kembali pada Tuhan, sebab itu artinya iman Anda masih lemah. Tidak diberikan tanda-tanda, b

Jika Anakmu Keras Kepala, Sering Melawan, Sering Memukul Orang Tua. Cobalah Lakukan Ini!

Illustrasi gambar Mahatma Gandhi Suatu hari, seorang ibu membawa anaknya datang kepada Gandhi dan berkata, "Gandhi, maukah engkau menasihati anak saya ini? Dia mempunyai sebuah penyakit, yang untuk kesembuhannya, dia tidak boleh mengonsumsi garam. Tolong beri nasihat kepadanya untuk tidak makan garam. Saya dan keluarga, bahkan dokternya pun sudah berulang kali menasihatinya, tetapi dia masih tetap makan garam. Saya sudah kehabisan kata-kata, tolonglah saya, siapa tahu dia akan menurutimu". Dengan tersenyum dan suara lembut, Gandhi berkata, "Ibu, sekarang saya tidak bisa berkata apa-apa. Silahkan Ibu pulang dan bawa anak Ibu ke sini minggu depan". "Gandhi", kata ibu itu, "Anak itu di depanmu sekarang. Tidak bisakah kamu sekarang menasihatinya?". Gandhi dengan senyum yang selalu di bibirnya hanya menggelengkan kepalanya yang menandakan tidak. Illustrasi gambar ibu yang kesal Dengan perasaan campur aduk kesal dan kecewa, ibu itu pul