Ilustrasi pria yang sedang membaca majalah |
Nama saya Agus. Lebih dari 10 tahun lalu saya membuang majalah Playboy ketika saya memulai untuk hidup benar di hadapan Allah. Kira-kira sebulan yang lalu, saat saya sedang mencari petunjuk berkenaan dengan permainan komputer yang sedang saya mainkan, saya membuka suatu garis petunjuk di komputer. Garis petunjuk itu diperuntukkan bagi anak-anak, namun di tengah-tengahnya terdapat situs "XXX" yang diiklankan dengan bebas. Saya sangat marah karena situs ini mengganggu, sehingga saya memutuskan untuk membukanya.
Saya menemukan lagi situs-situs lainnya yang diiklankan di tempat-tempat yang dapat dibuka oleh anak-anak. Karena diliputi rasa penasaran, saya mulai menyelinap mengunjugi situs itu diam-diam setelah istri saya berangkat ke kantor dan saya mengatakan kepada istri saya bahwa saya sedang mengerjakan pekerjaan untuk urusan kantor.
Ketika saya mengetik kata "dewasa" di internet, di sana muncul banyak sekali situs porno. Saya mengklik salah satunya dan melihat satu gambar "bagian" pornografi. Pornografi telah memasuki pikiran saya. Saya tidak dapat berhenti memikirkan gambar-gambar itu. Saya mulai membayangkan setiap wanita yang saya temui dalam keadaan tanpa busana, dan mulai membayangkan berfantasi dengannya.
IIustrasi gambar pria yang sedang melihat situs porno |
Saya benar-benar mengalami ketergantungan, setiap harinya saya menonton film porno sambil masturbasi. Saya melakukan hubungan badan dengan istri saya sambil saya membayangkan wanita dalam situs porno yang saya tonton. Saya hanya menjadikan istri saya sebagai sumber pemenuhan fantasi saya. Saya memaksa istri saya untuk melakukan hubungan badan sambil mengancamnya, apabila dia tidak mau memuaskan saya, maka saya tidak akan memberikan nafkah lagi padanya.
Sampai akhirnya suatu hari saya bertemu dengan seorang pemuka agama yang sedang berkunjung ke kantor saya. Pemuka agama itu membahas mengenai pernikahan suami istri. Dia mengatakan, di mana ketika seseorang memandang perempuan/pria serta memikirkannya, dia sudah berzinah dengan perempuan/pria itu di hatinya. Jika dalam berhubungan badan, suami semata-mata hanya membutuhkan tubuh istrinya, sedangkan pikirannya terbang entah ke mana, pada dasarnya suami itu sedang melakukan masturbasi. Itu semata-mata adalah masalah suami, bukan masalah istri. Oleh karena itu, akibatnya suami akan merasa kurang puas. Apabila seorang pria/wanita mengintip/menonton situs porno di internet, pada dasarnya sama dengan "bercumbu dengan Iblis secara diam-diam", sebab hawa nafsulah yang akan menguasai pria/wanita itu. Pikiran adalah induk perbuatan. Tidak mungkin seseorang menjadi amoral di dalam tindakannya sebelum pertama-tama dia amoral di dalam pikirannya. Dengan membayangkan wanita/pria lain yang bukan istrinya/suaminya di tempat tidur, suami/istri itu sudah mencemarkan tempat tidur, sebab itu adalah perzinaan di dalam pikiran. Memang betul, hal ini mendatangkan kesenangan bagi suami/istri tersebut, sebab kesenangan dalam dosa hanya berlangsung sesaat, namun akibat-akibatnya dapat berlangsung seumur hidup.
Ilustrasi gambar pria yang menyesal |
Mendengar pemuka agama itu berkata, saya malu pada diri saya sendiri. Saya memohon ampun pada Tuhan, sebab Iblis telah menguasai pikiran saya dan mengendalikan hawa nafsu saya. Saya benar-benar melakukan dosa besar. Saya menyadari, mengapa ketergantungan saya terhadap pornografi terjadi, karena saya jarang beribadah, tidak mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti ajaranNya, sehingga saya memiliki celah dan kemudian iblis masuk kedalam celah tersebut. Oleh sebab itu, saya menjadi tidak bisa menghormati dan menghargai istri saya, karena saya cenderung membanding-bandingkan. Saya menghancurkan pernikahan saya sendiri.
Pesan inspirasi dan moral cerita ini :
Iblis telah berhasil menjadikan pornografi dan perzinaan menjadi hal yang lumrah dan merupakan hal yang biasa, seolah-olah jika "setiap orang melakukannya" (termasuk saya), maka hal itu boleh boleh saja dilakukan.
Pornografi adalah selingkuh diam-diam yang terlihat seperti tidak ada yang dirugikan atau menjadi korban perselingkuhan. Namun itu adalah DOSA. Ketergantungan dengan pornografi adalah DOSA. Itu BUKAN sebuah masalah. Kau diam-diam sudah bersekutu dengan iblis tanpa kau sadari.
Sampai di tingkat mana kau memprogram hatimu dengan ajaran agamamu, sampai di tingkat itu jugalah kau mampu untuk membuat keputusan yang benar yang didasari atas "hati nurani" yang baik. Oleh karena itulah, seseorang dapat berzina tanpa merasa bersalah, sedangkan yang lain, hatinya sudah merasa tertuduh hanya dengan membaca buku tentang perzinaan.
Segala sesuatunya berasal dari pikiran. Jika pertama-tama kau tidak memikirkannya, maka selanjutnya kau tidak akan melakukannya. Oleh karena itu, penuhilah pikiranmu dengan berdoa dan ajaran agamamu, isilah waktumu sebanyak mungkin dengan istri/suamimu, supaya tak menyimpang perilakumu. Datanglah pada Allah, serahkanlah segala nafsu dan ketergantunganmu itu padaNya. Mintalah bantuan pada Allah untuk memegang kendali akan perilakumu, sebab Iblis akan selalu diam-diam berjalan mengelilingimu, untuk melihat celah atau lubang dan kemudian memasukinya, terutama celah yang kau anggap wajar-wajar saja.
"Ya, pornografi wajar saja bagi semua lelaki di dunia ini", kata si iblis.
Sumber cerita inspirasi : Suami Idaman Dambaan Wanita dengan modifikasi cerita dan pesan inspirasi dari penulis
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca artikel ini.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.