Illustrasi sedang mengantri di minimarket (https://www.gizmodo.co.uk/) |
Bertahun-tahun yang lalu ada seorang pastor yang pergi ke sebuah minimarket di kota New Orleans.
Pada saat dia sedang mengantri, pastor ini melihat satu keluarga yang ada di depannya, yang ternyata tidak punya cukup uang untuk melunasi pembelian beberapa barang mereka.
Insting sang pastor ini mengatakan bahwa keluarga yang ada di depannya ini sedang kesusahan. Maka, dia menepuk pelan-pelan pundak sang suami, dia menyelipkan sejumlah uang ke tangan pria itu, dan berbisik agar pria ini tidak perlu menengok ke belakang, dan agar dia menggunakan uang yang tak seberapa ini.
Sang pastor memiliki niat yang sederhana. Dia ingin membantu, tanpa membuat pria ini malu di tengah keramaian. Kemudian laki-laki itu mengambil uang sang pastor, lalu membayar belanjaannya dengan kepala tertunduk, lalu pergi tanpa pernah menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang telah menolongnya.
Illustrasi pastor yang sedang berbicara di seminar |
Sembilan tahun berlalu sejak kejadian kecil di minimarket itu. Dan sang pastor pada suatu hari diundang untuk menjadi pembicara di salah satu seminar di gereja di New Orleans. Dia datang, dia berbicara, dan ketika selesai, seorang pria menjumpai sang pastor, meminta waktunya, agar dia dapat berbagi kisah istimewa, bagaimana pria ini mengenal Tuhan.
Dan pria ini mulai bercerita....
Beberapa tahun yang lalu, dia, istri, dan anak semata wayangnya, berada di ambang kehancuran. Keluarganya ini kehilangan segalanya, pekerjaan, tabungan, rumah, impian mereka. Hanya mobil saja yang tersisa. Segalanya habis. Mereka pun terpaksa tidur dalam mobil mereka.
Saat itu, mereka belum dibabtis, sehingga mereka menjadi sangat putus asa, karena merasa tidak ada lagi harapan.
Illustrasi gambar suami istri yang depresi. (https://wearethecity.com/) |
Suami istri ini lalu memutuskan untuk mengakhiri segalanya dengan bunuh diri. Juga mereka berencana membunuh putera mereka yang masih berusia 3 tahun. Segalanya tampak suram bagi mereka. Pasangan malang ini berdiskusi bahwa mereka akan lompat dari tepi jurang di luar kota. Mereka memutuskan, pada saat itu setidaknya, sebelum mereka mati, putera mereka, anak mereka, harus makan sesuatu, sebelum semuanya berakhir.
Lalu mereka sekeluarga pergi ke sebuah minimarket, membeli susu, biskuit, dan makanan kesukaan putera mereka. Namun di depan kasir mereka sadar, uang mereka tidak cukup, bahkan untuk membeli makanan terakhir bagi anak mereka.
Lalu pria itu bercerita kepada pastor itu, tentang seorang laki-laki asing di belakang antriannya yang diam-diam memberinya uang, dan yang memintanya untuk tidak menoleh ke belakang. Laki-laki asing yang tidak dia kenal juga mengatakan kepadanya dan pada keluarganya saat itu, "Jesus loves you". Yesus mengasihimu.
Illustrasi sungguh dalamnya jurang (https://eldiariony.com/) |
Pria putus asa ini kemudian keluar dan kembali berkendara. Keluarga malang ini tiba di tepi jurang, tempat di mana mereka merencanakan mengakhiri hidup mereka. Lalu suami istri ini menangis selama 4 jam. Mereka tidak sanggup meneruskan rencana mereka. Suara si pastor, terus terngiang-ngiang, "Jesus loves you".
Dia kembali menyetir mobilnya pelan-pelan, dan tiba-tiba, dia melewati sebuah gereja dengan banner besar bertuliskan "Jesus Loves You". Mereka berhenti di gereja itu dan diselamatkan di sana.
Pria itu meneruskan ceritanya dengan terbata-bata, di sela air matanya, dia berkata pada sang pastor, "Begitu engkau mulai berbicara di mimbar, saya langsung tahu, bahwa Anda lah orang asing yang telah menyelamatkan hidup saya dan hidup keluarga saya. Saya tidak akan pernah lupa dengan suara dan aksen pastor.
Pastor ini kebetulan adalah seorang misionaris dari Afrika Selatan, yang memiliki aksen bahasa Inggris yang sangat khas. Maka pria itu dapat mengenali suaranya.
Pria ini berterima kasih kepada sang pastor, karena kebaikan tak terduga yang dia berikan, di sela-sela antrian di minimarket itu, menyelamatkan tiga jiwa. Dan lebih lagi, karena dia mengatakan, "Jesus Loves You", Yesus mengasihimu. Keluarga ini akhirnya mau meminta tolong kepada gereja di mana mereka berhenti. Mereka diselamatkan jiwa raga dalam Kristus, karena tindakan kasih yang sederhana.
Pesan inspirasi dan moral cerita ini :
Kau tak perlu berpikir terlalu lama untuk berbuat baik, "Saya harus kaya terlebih dahulu baru nanti saya akan memberikan amal. Saya harus sukses dulu, saya harus mendapatkan pekerjaan dulu, saya harus mendapatkan rejeki dari orang lain dahulu baru saya akan melakukan kebaikan ke orang lain". Semakin kau berpikir, maka semakin kau tidak akan pernah melakukan apa-apa, sebab memikirkannya lebih sulit daripada menjalankannya.
Tidak semua orang bisa melakukan hal yang besar, tetapi setiap orang bisa melakukan hal kecil untuk membantu orang lain. Bahkan jika kau tidak memiliki materi apapun, kau tetap masih dapat melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan tersenyum dan berbisik terhadap orang yang sedang kesusahan dengan mengatakan "Jesus Love You".
Ketika kau hidup di dunia, hartamu bukanlah hartamu, dan hidupmu bukanlah hidupmu. Semua hartamu berasal dari Allah. Dan dirimu adalah milik Allah, untuk dijadikan alat-Nya. Sehingga ketika kau melakukan kebaikan, maka kau sudah menghadirkan diri Allah di hadapan orang lain.
Bukalah tanganmu lebar-lebar bagi saudaramu yang miskin dan tertindas, sebab ketika mereka tidak bisa membalas kebaikanmu, justru di situlah letak kebaikanmu yang sebenarnya. Memberi tanpa pamrih. Sebab kau yakin bahwa kau tidak akan jatuh miskin hanya karena membantu orang lain.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca artikel ini.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.