Skip to main content

Sering Merasa Bersalah Menjadi Working Mom? Coba Lakukan Ini



Menjadi Working Mom memang susah-susah gampang. Di satu sisi kita dituntut untuk bisa dekat dengan keluarga, namun di sisi lain kita juga harus dituntut profesional dalam bekerja. Apabila keduanya tidak seimbang, maka akan ada 1 yang dikorbankan, entah itu keluarga atau pekerjaan.

Saya sendiri sampai saat ini sudah bekerja selama 8 tahun, dan saat ini menjadi working Mom. Anak saya berusia 3,5 tahun. Setiap harinya memang seperti robot, bangun pagi, memandikan anak, bekerja, pulang bekerja, lalu main dengan anak. Begitu setiap harinya. Hidup rasanya datar. 

Namun ketika suatu kali saya pergi ke Gereja, ketika khotbah, Pastor tersebut berkata "Kebahagiaan itu bukan dicari, namun diciptakan". Artinya, kita sendirilah yang bisa menciptakan kebahagiaan itu sendiri.


kebahagiaan, working mom, membuat bahagia, keluarga, me time

Bingung caranya? Saya berikan contoh yang sudah terjadi dalam kehidupan saya ya. Suami saya adalah orang yang menyukai musik. Suatu kali dia mengajak saya untuk menonton konser Liam Gallagher (vokalis band Oasis) di Ancol. Awalnya saya menolak, karena konser tersebut baru diadakan pk 21.00. Kasihan anak saya, saatnya jam tidur namun tidak dengan orang tuanya di sisinya. Namun suami saya membuat kesepakatan dengan saya, keesokana harinya suami saya akan cuti untuk bisa bermain bersama anak untuk menebus waktu yang harusnya bermain dengan anak.

Akhirnya saya berpikir kembali, ketika kita mencintai suami kita, maka kita juga harus mendukung hobinya juga. Dan saya putuskan untuk menemani suami saya menonton konser tersebut. Konser tersebut berakhir pk 22.00. Setelah itu saya dan suami langsung pulang ke rumah, dan kemudian langsung menjemput anak saya (anak saya saya titipkan di rumah mama saya, dan untungnya anak saya saat itu masih belum tidur, padahal sudah pk 23.30). 

Keesokan harinya, suami saya menepati janjinya untuk cuti. Dia mengajak anak saya bermain Amazing Town ke Mall Gandaria City. Di sana suami dan anak saya bermain bersama, makan bersama, dan menghabiskan waktu bersama. Hal ini bisa menebus perasaan bersalah saya karena meninggalkan anak kemarin malam


waktu bermain, me time, jalan-jalan dengan anak


Kebahagiaan adalah hal yang kita ciptakan. Suami saya berusaha menciptakan kebahagiaan untuknya. Saya berusaha mendukung hal yang bisa membuat suami saya bahagia (meski saya sendiri kurang menyukai konser). Dan suami saya berusaha untuk menciptakan kebahagiaan untuk anak saya, dengan menghabiskan waktu bersama.

Jadi, tidak ada yang tidak mungkin. Bukan berarti menjadi working mom kita sulit menemukan kebahagiaan...Jangan melihat dari kekurangan yang tidak bisa kita lakukan, melainkan lihatlah dari apa yang kita punya. Apa yang bisa kita perbuat. Apa yang bisa kita berikan. Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa membahagiakan orang-orang di sekitar kita. Karena pada dasarnya kebahagiaan bukan ditemukan, melainkan kita ciptakan.





Comments

Popular posts from this blog

Kesaksian Bertumbuh Dalam Komunitas Pemurnian Hati

Putar lagu ini sebelum membaca 15 Mei 2024 Jam 5 pagi saya bermimpi ada tulisan di depan saya, intinya saya tidak boleh bersaksi akan Yesus..badan saya sampai gemetar...untungnya suami saya membangunkan saya, karna dia tau saya harus masak dan siapkan bekal untuk anak sekolah.. Seumur2 saya tidak pernah bermimpi seperti itu, dan jarang sekali saya mimpi. Hingga kemudian saya bertanya ke Bu Fila. Saya : Mimpi saya itu cuma mimpi aja yg ga akan terjadi, atau mimpi itu akan jd kenyataan bu klo kita bersaksi? Bu Fila : Itu hanya intimidasi alam roh krn si jahat akan berusaha menggagalkan pekerjaanNya, sblm u berhasil melakukan. Tapi ketika u berhasil memenangkan peperangan ini mrk akan mundur. Artinya kesaksian u akan sgt berdampak bagi jiwa. U ada kesaksian apa ren Saya : Kesaksian tulisan yg akan saya bikin jd naskah dialog drama/film, di mana dalam naskah itu nantinya Ci Lina akan ada bawakan suara byk emosi yg main : emosi sedih, menangis, gembira dan kemenangan. Mggu lalu 3 hari saya

Berhati-Hatilah! Orang Ini Salah Meminta, Hingga Hidupnya Menjadi Seperti Ini

Illustrasi suasana pesta Pada suatu hari, hiduplah seorang Raja yang senang sekali mengadakan sebuah pesta. Pesta yang diadakan Raja begitu sangat meriah. Tamu undangan pun berdatangan dari berbagai penjuru. Namun, lebih istimewa lagi karena Raja mengundang para Dewa dalam pesta tersebut. Semua makanan dan minuman dihidangkan. Mereka semua bersuka ria. Akhirnya, pesta pun selesai. Semua tamu pulang dengan membawa banyak hadiah yang diberikan oleh Raja. Namun, salah satu dewa yang datang di pesta tersebut menghampiri sang Raja. “Midas, katakanlah apa yang dapat kulakukan untuk mengungkapkan rasa terima kasihku padamu karena telah mengundangku dalam pesta ini? Aku seorang dewa, oleh karena itu aku dapat mewujudkan apa saja yang menjadi keinginanmu!”, katanya. Raja berpikir sangat keras. Namun, karena dia sangat menyukai emas dan ingin lebih kaya, Raja pun meminta, “Kumohon padamu agar apapun yang kusentuh berubah menjadi emas.” “Baiklah akan kupenuhi permintaanmu,” kata d

Lepaskanlah Ini Agar Hidupmu Menjadi Damai!

(Play lagu di atas sebelum mulai membaca) Illustrasi suami yang memukul isterinya Tahun 1971, surat kabar *New York Post* menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya. Suatu malam, sang suami memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar di New York.  Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu bergegas naik bus menuju ke utara, ke kehidupan yang baru. Bersama beberapa temannya, dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Seks, judi, mabuk-mabukan, dia menikmati semuanya. Bulan berlalu, tahun berlalu. Bisnisnya gagal dan dia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu uang orang. Naas, suatu h

Baikkah Jalan Pintas Itu?

Putar lagu ini sebelum membaca... Renungan Yoh 10:1-10   Dalam hidup ini, Anda pasti pernah merasa lelah dengan proses atau peristiwa berulang yang berlangsung terus menerus. Misalnya Sebagai karyawan, Anda merasa lelah diberi pekerjaan yang tiada habisnya, sebagai pelajar, Anda lelah diberi tugas atau ujian yang banyak bahannya, sebagai istri, Anda lelah melihat suami Anda yang suka main game sepanjang hari, sebagai suami, Anda lelah melihat istri Anda yang mengomel terus setiap saat. Sehingga Anda berpikir untuk melakukan jalan pintas dan instant, seperti membuat contekan untuk ujian, ke dukun supaya bos Anda menurut dengan Anda atau supaya pasangan Anda berubah. Sadarkah Anda, jika hal itu pernah Anda lakukan, Anda mengikuti arah yang salah. Siapapun yang datang tidak melalui Dia, hanya berniat untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Akan selalu banyak cara yang dapat memisahkan Anda dari Yesus. Segala sesuatu yang kelihatan “nikmat” belum tentu baik di mata Allah. Segala sesuat

Istri Dan Suami, Bacalah Ini Agar Bertambah Kebahagiaan Dalam Keluargamu!

Ilustrasi gambar pria yang depresi Suatu hari ada seorang pria, tidak lulus ujian masuk SPMB dan gagal masuk perguruan tinggi. Karena putus asa akhirnya orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita yg baik hati namun memiliki paras yang tidak terlalu cantik. Setelah menikah, dia mencoba peruntungan untuk mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman dan tidak cakap dalam mengajar, maka belum satu minggu mengajar dia sudah dikeluarkan. Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air matanya, menghiburnya dengan berkata: " Saya tahu kamu punya banyak ilmu di dalam otakmu, namun ketahuilah ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu." Kemudian, ia pergi bekerja di pabrik, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat dan mengganggu proses produksi yang ada disana. Sang suami sangat depresi karena sudah

Menjadi Working Mom? Why Not?

Hi Moms! Sering ga kita merasa bersalah meninggalkan anak di rumah? Kita Tidak bisa sepenuhnya melihat perkembangan penuh anak kita... Belum lagi mungkin ada sebagian dari Moms yang pulang kantor malam sehingga tidak sempat melihat anak karena sudah tidur. Mungkin juga seringkali kita menangis, menangisi apakah pilihan menjadi working mom adalah pilhan yang tepat.. Apalagi mungkin ketika kita melihat video anak kita yang dikirimkan oleh orang tua/pengasuh anak kita, membuat hati ini jadi mellow dan berpikir kembali "apakah sebaiknya saya resign saja ya" Awal ketika saya menjadi seorang ibu, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan...bahkan saya tidak tahu apa yang saya lakukan ini benar atau salah karna saking banyaknya masukan sana sini yang saya dengar... Ketika saya melahirkan anak saya, terus terang, saya biasa saja, saya merasa tidak ada yang special (mungkin karna saat itu saya belum mengerti betapa besar peran seorang ibu).. bahkan di awal-awal saya ke

Mengenal Karakter Anak Melalui Eneagram

Bagi sebagian orang tua mungkin pernah merasakan salah satu hal ini :"Saya pusing. Anak saya bandel banget. Sudah dikasih tau berkali-kali tapi ga pernah dengerin 😡 ". Saya udah ga tau lagi musti gimana, ngomong baik-baik masih tetap ga berubah. Dikerasin malah tambah ga denger, cape saya 😭 ". Atau kita sebagai Anak, mungkin belum terlalu mengenal diri kita sendiri dan belum terlalu mengenal karakter teman-teman kita. Sehingga mungkin terkadang dalam pergaulan pernah kita merasa jengkel dengan teman kita, "Duh, nyebelin banget deh temanku itu. Ihh, kenapa sih dia tega banget sama aku" Awalnya ketika ke Gramedia saya hanya coba liat-liat buku saja. Tapi kemudian saya ketemu judul buku yang menarik di Rak Buku Parenting. Judulnya Enneagram Of Parenting , karangan Elizabeth Wagele. Maklum, karna saya memang suka dunia yang berbau Psikologi (Meski waktu kuliah ga keterima jurusan Psikologi 😭 ... ehh, malah jadi curhat ya saya 😂 ) jadi apapun yang mengenai

Anak Saya Nanya Terus, Saya Bingung Musti Jawabnya Gimana. Pertanyaannya Kritis Banget!

Ma, meninggal itu apa? Mengapa nenek dimasukkan ke tanah? Ma, ikan tidurnya kok gak merem sih? Kenapa rambut Kakek putih, sedangkan rambutku hitam? Kenapa orang yang udah besar harus menikah? Moms pernah ditanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas oleh anak Moms? Dan moms bingung menjawabnya? Ketika anak kita balita, akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulutnya. Mereka bukan sengaja mau menanyakan itu, namun mereka bertanya karena mereka memang benar-benar belum tahu dan mengenal dunia ini. Yang mereka bisa tanyakan mengenai dunia ini hanya bisa ke bunda, ayah, dan saudara terdekatnya saja. Apabila kita sebagai orang terdekatnya salah menjelaskan, dan anak kita mendapat informasi yang berbeda dari pihak lain, bisa-bisa anak kita tidak percaya lagi dengan ucapan kita. Oleh karena itu kita sebagai orang tua sebaiknya meng-upgrade diri kita dengan berbagai informasi mengenai pendidikan dan perkembangan anak, salah satunya dengan membaca buku. Buku

Tips dan Trik Sebagai Working Mom

Kali ini saya ingin membagikan tips bagi Moms yang bekerja. Bagaimana agar tidak diliputi perasaan bersalah karena kurangnya waktu bersama anak. Permasalahan yang biasa muncul bagi seorang working mom adalah kurangnya waktu bersama anak, bagaimana supaya bisa work-life balance. Berikut adalah tips-tips nya. Pikirkan tujuan Moms bekerja untuk apa Pertama-tama Moms harus memikirkan kembali tujuan Moms bekerja untuk apa. Apakah untuk membantu suami/aktualisasi diri/mengisi waktu kosong, dsb. Tujuan Moms ini akan menuntun ke mana Moms akan melangkah. Misalnya, kalau saya bekerja untuk membantu orang tua saya yang sudah tidak bekerja, sekaligus untuk vacation. Saya bekerja untuk bisa vacation bersama keluarga. Hal ini harus benar-benar Moms pikirkan, karena kalau tidak kita akan terjerumus ke dalam workaholic. Waktu Moms akan habis untuk bekerja, pulang malam terus, dan akhirnya akan merasa bersalah. Ingat, pekerjaan hanya sementara, sedangkan keluarga adalah untuk selamanya. &qu

Saya Tidak Punya Waktu, Saya Sibuk dan Saya Tidak Sempat!

Ilustrasi gambar bayi Suatu hari, lahirlah seorang anak, Ia lahir ke dunia ini dengan cara yang biasa. Aku, sebagai seorang ayah, harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Ia belajar berjalan ketika aku tidak ada. Dan, tanpa aku sadari , ternyata ia sudah bisa berbicara. Seiring dengan pertumbuhannya, ia mengatakan, "Aku ingin menjadi seperti engkau, Ayah. Tahukah Ayah, aku akan menjadi seperti engkau". Ilustrasi gambar anak yang ingin meminta waktu ayahnya Dan ... segalanya tinggal kata-kata, Anak kecil bersedih dan sang ayah tenggelam dalam pekerjaan. "Kapan ayah pulang?", tanya anakku. "Ayah tidak tahu, Tetapi, suatu saat kita akan kumpul bersama-sama lagi. Kita akan menghabiskan waktu bersama-sama lagi", kataku. Saya sudah lama pensiun, dan anak laki-laki saya juga sudah pindah. Suatu hari saya meneleponnya. Saya berkata, "Kalau kau tidak keberatan, ayah ingin menemuimu". Anak itu berkata,